Jumat, 21 Mar 2025
Home
Search
Menu
Share
More
Juli kamalludin pada Berita
25 Jan 2025 11:30 - 5 menit reading

Ditemukan di Reruntuhan Gaza, 2 Pemimpin Hamas Dimakamkan, Al-Qassam Ikut Salat Jenazah

Ditemukan di Reruntuhan Gaza, 2 Pemimpin Hamas Dimakamkan, Al-Qassam Ikut Salat Jenazah

Pada minggu ini, sebuah peristiwa tragis terjadi di Gaza, yang telah menjadi saksi dari eskalasi konflik antara Hamas dan Israel yang semakin intens. Dua pemimpin tinggi Hamas, yang sebelumnya dilaporkan hilang dalam serangan udara Israel, akhirnya ditemukan meninggal dunia di bawah reruntuhan bangunan yang hancur. Setelah melalui proses identifikasi, jenazah kedua pemimpin tersebut dimakamkan dengan penuh penghormatan, sementara Brigade Izz ad-Din al-Qassam, sayap militer Hamas, ikut serta dalam prosesi salat jenazah sebagai bentuk penghormatan terakhir mereka.

Penemuan Jenazah di Reruntuhan Gaza

Kehancuran besar di Gaza, akibat serangan udara Israel yang terus-menerus menghujani berbagai titik di wilayah tersebut, telah menyebabkan kerusakan besar di infrastruktur dan bangunan yang ada. Salah satu bangunan yang hancur adalah markas atau tempat tinggal para pemimpin Hamas yang menjadi sasaran utama serangan. Dalam salah satu serangan udara yang sangat kuat, dua pemimpin Hamas yang sangat berpengaruh dilaporkan terperangkap dan ditemukan tewas di bawah tumpukan reruntuhan.

Tim penyelamat dan anggota Hamas yang melakukan pencarian jenazah mengungkapkan bahwa proses pencarian ini sangat sulit karena kondisi reruntuhan yang sangat parah dan susah diakses. Setelah beberapa hari melakukan pencarian, akhirnya jenazah kedua pemimpin tersebut ditemukan dalam keadaan tidak utuh. Keadaan ini menambah kegetiran situasi yang sudah semakin buruk di Gaza, yang saat ini dilanda pertempuran hebat antara pasukan Israel dan Hamas.

Identitas Pemimpin Hamas yang Gugur

Meskipun pihak Hamas belum secara resmi mengungkapkan identitas kedua pemimpin yang tewas tersebut, namun beberapa sumber yang dekat dengan kelompok tersebut menyebutkan bahwa keduanya merupakan sosok penting dalam struktur komando Hamas. Mereka berdua memiliki peran strategis dalam perencanaan operasi militer dan juga dalam hubungan diplomatik dengan negara-negara pendukung Hamas, terutama di kawasan Timur Tengah.

Salah satu dari mereka dikabarkan memiliki peran yang sangat penting dalam pengelolaan pasokan senjata dan logistik yang digunakan oleh Hamas dalam berbagai operasi melawan pasukan Israel. Sedangkan yang satunya lagi dikenal luas sebagai salah satu perumus kebijakan militer yang banyak berperan dalam menyusun strategi perang. Keduanya diyakini telah menjadi target utama serangan Israel karena peran mereka yang sangat vital dalam organisasi.

Salat Jenazah oleh Brigade Izz ad-Din al-Qassam

Setelah jenazah kedua pemimpin Hamas ditemukan, sebuah prosesi pemakaman diadakan dengan sangat khidmat. Anggota Brigade Izz ad-Din al-Qassam, sayap militer Hamas, hadir dalam jumlah besar untuk memberikan penghormatan terakhir. Mereka melakukan salat jenazah yang dipimpin oleh seorang imam, yang mendoakan kedua pemimpin tersebut sebagai syuhada (martir) dalam perjuangan mereka membela Palestina. Bagi anggota Hamas, kematian mereka adalah kehilangan besar, karena kedua pemimpin ini dianggap sebagai pahlawan dalam perjuangan untuk kemerdekaan Palestina dari cengkraman Israel.

Brigade al-Qassam, yang selama ini dikenal dengan kekuatan militernya dalam melawan pasukan Israel, menunjukkan solidaritas mereka dengan pemimpin yang gugur ini dengan cara yang sangat terbuka. Proses pemakaman ini juga menjadi momen bagi anggota Hamas untuk mempererat solidaritas dan mengingatkan diri mereka bahwa perjuangan mereka belum berakhir. Meskipun banyak pemimpin mereka yang gugur, mereka tetap bertekad untuk melanjutkan perjuangan tersebut dengan semangat yang sama.

Ketegangan yang Meningkat di Gaza

Penemuan jenazah kedua pemimpin Hamas dan proses pemakaman mereka hanya menjadi bagian kecil dari situasi yang semakin memanas di Gaza. Konflik antara Hamas dan Israel telah berlangsung selama beberapa tahun dengan eskalasi yang semakin meningkat sejak akhir 2022. Serangan-serangan udara Israel ke wilayah Gaza semakin sering, menyebabkan jatuhnya ribuan korban jiwa, baik dari kalangan militan Hamas maupun warga sipil Palestina.

Kehancuran yang ditinggalkan oleh serangan udara Israel membuat banyak bangunan, termasuk rumah-rumah penduduk dan fasilitas umum, menjadi tidak dapat dihuni. Sebagai balasan, Hamas juga melakukan serangan roket ke wilayah Israel, yang menyebabkan kerusakan di beberapa kota dan mencederai warga Israel. Ketegangan ini tidak hanya berdampak pada kedua belah pihak, tetapi juga memperburuk kondisi kemanusiaan di Gaza yang sudah sangat parah. Infrastruktur medis dan fasilitas kesehatan di Gaza juga sangat terbatas, sementara jumlah korban terus meningkat dengan cepat.

Reaksi Dunia Internasional

Peristiwa ini kembali menarik perhatian dunia internasional, yang kini semakin prihatin dengan dampak kemanusiaan yang ditimbulkan dari konflik ini. Negara-negara besar dan organisasi internasional terus mendesak agar gencatan senjata segera dilakukan untuk menghentikan serangan udara dan serangan roket yang menelan begitu banyak korban jiwa, terutama di kalangan warga sipil.

Beberapa negara yang memiliki hubungan dengan Palestina dan Hamas, seperti Iran dan negara-negara Arab, memberikan pernyataan tegas dan menyatakan bahwa mereka akan terus mendukung perjuangan rakyat Palestina. Sementara itu, negara-negara Barat, yang umumnya lebih mendukung Israel, mendesak agar kedua pihak segera duduk bersama untuk mencari solusi damai. Namun, hingga saat ini, jalan menuju perdamaian tampak sangat sulit tercapai, mengingat keduanya memiliki klaim atas wilayah yang sangat berbeda dan kompleks.

Dampak Jangka Panjang Konflik Gaza

Kehadiran jenazah dua pemimpin Hamas di pemakaman ini juga menjadi simbol dari dampak jangka panjang dari konflik yang tidak kunjung reda di Gaza. Meskipun para pemimpin Hamas yang tewas ini dikenang sebagai martir oleh kelompok mereka, situasi di lapangan semakin sulit dan penuh tantangan. Konflik ini telah merenggut ribuan nyawa dan merusak kehidupan jutaan orang, baik di Gaza maupun di wilayah Israel.

Ke depan, meskipun upaya diplomasi terus dilakukan, kemungkinan perdamaian yang langgeng tampaknya masih jauh dari jangkauan. Oleh karena itu, dunia internasional terus mendesak agar kedua belah pihak menahan diri dan memberikan kesempatan bagi upaya mediasi untuk menemukan jalan keluar dari kebuntuan yang sudah bertahun-tahun berlangsung ini.