Jumat, 21 Mar 2025
Home
Search
Menu
Share
More
Juli kamalludin pada Berita
26 Jan 2025 20:32 - 6 menit reading

UNDP: Gaza Harus Bangun Ulang 60 Tahun Pembangunan yang Hilang

UNDP: Gaza Harus Bangun Ulang 60 Tahun Pembangunan yang Hilang

Gaza, sebuah wilayah yang terletak di sepanjang pantai Laut Tengah dan dihuni lebih dari 2 juta orang, telah menjadi simbol dari penderitaan dan kesulitan yang terus-menerus. Dalam beberapa dekade terakhir, wilayah ini telah dihantam berbagai konflik yang menghancurkan infrastruktur, merusak perekonomian, dan mengguncang kehidupan sosial masyarakatnya. Pada 2025, UNDP (Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa) memperingatkan bahwa Gaza harus memulai proses pembangunan ulang yang akan memakan waktu lebih dari enam dekade untuk memulihkan segala yang telah hilang akibat perang dan blokade. UNDP juga mencatat bahwa lebih dari 60 tahun pembangunan yang hilang harus dipulihkan jika Gaza ingin kembali bangkit dan berdiri di atas kaki sendiri.

Kehancuran Infrastruktural Gaza

Salah satu aspek yang paling terdampak dari konflik di Gaza adalah kehancuran infrastruktur. Menurut laporan UNDP, lebih dari 50% bangunan di Gaza rusak parah atau hancur akibat serangan udara yang intens selama beberapa tahun terakhir. Rumah-rumah, sekolah-sekolah, rumah sakit, serta fasilitas publik lainnya tidak luput dari dampak perang. Infrastruktur yang telah dibangun selama bertahun-tahun dengan penuh perjuangan kini hanya menyisakan puing-puing.

Rumah-rumah warga yang sebelumnya menjadi tempat berlindung kini menjadi tempat pengungsian sementara yang penuh dengan keterbatasan. Sekolah-sekolah yang dulunya menjadi pusat pendidikan bagi generasi muda kini banyak yang hancur, mengakibatkan putusnya proses pendidikan bagi anak-anak Gaza. Rumah sakit dan fasilitas kesehatan yang juga terkena dampak menyebabkan sistem kesehatan yang sudah rapuh menjadi semakin tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.

Selain itu, sistem air bersih dan sanitasi yang rusak parah memperburuk kondisi kesehatan di wilayah ini. Dengan lebih dari 2 juta orang yang tinggal di Gaza dalam ruang terbatas dan akses terbatas terhadap air bersih, muncul ancaman penyebaran penyakit menular yang berpotensi memperburuk krisis kemanusiaan yang ada.

Tantangan Ekonomi Gaza: Keterpurukan yang Mendalam

Perekonomian Gaza sudah lama berada dalam keadaan terpuruk, bahkan sebelum konflik terbaru. Blokade yang diberlakukan oleh Israel sejak tahun 2007 telah membatasi akses Gaza ke pasar internasional, serta menghalangi pasokan barang-barang vital seperti bahan baku, obat-obatan, dan bahan bakar. Hal ini menciptakan ketergantungan besar terhadap bantuan internasional, yang sering kali tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.

Data terbaru dari UNDP menunjukkan bahwa lebih dari 80% populasi Gaza kini bergantung pada bantuan kemanusiaan. Angka pengangguran di Gaza berada pada angka yang sangat tinggi, dengan sekitar 40% dari angkatan kerja yang tidak dapat menemukan pekerjaan, sebagian besar adalah kaum muda dan perempuan. Hal ini menciptakan generasi yang tidak hanya kehilangan harapan tetapi juga kehilangan potensi untuk membangun masa depan yang lebih baik.

Keterbatasan akses terhadap pasar internasional dan bahan baku juga menghalangi sektor industri dan perdagangan di Gaza. Beberapa usaha kecil dan menengah yang sebelumnya menjadi tulang punggung ekonomi setempat terpaksa tutup akibat kerusakan fisik yang parah pada fasilitas produksi mereka. Selain itu, sektor pertanian yang dulunya menjadi sumber pendapatan utama bagi banyak keluarga kini menghadapi tantangan besar akibat kerusakan lahan dan kurangnya pasokan air yang esensial untuk pertanian.

Krisis Sosial dan Kemanusiaan: Keterasingan yang Mendalam

Kehancuran yang dialami oleh Gaza tidak hanya terbatas pada sektor infrastruktur dan ekonomi. Dampak sosial dan psikologis yang dialami oleh masyarakat Gaza sangat dalam. Warga Gaza yang hidup dalam kondisi terisolasi, dengan sedikit akses terhadap dunia luar, telah merasakan dampak jangka panjang dari perasaan ketidakpastian, kecemasan, dan ketakutan akibat konfrontasi yang terus menerus.

Generasi muda, yang seharusnya tumbuh dengan harapan dan potensi untuk mencapai cita-cita, kini banyak yang hidup dalam ketidakpastian. Pendidikan yang terhambat, rendahnya kesempatan untuk mengembangkan keterampilan kerja, dan semakin terbatasnya peluang hidup yang lebih baik membuat banyak anak muda kehilangan motivasi dan arah dalam hidup mereka. Tanpa adanya perubahan signifikan dalam sektor pendidikan dan pelatihan keterampilan, Gaza akan terus terjebak dalam lingkaran kemiskinan dan keterbelakangan.

Selain itu, perempuan di Gaza menghadapi tantangan ganda. Tidak hanya karena dampak langsung dari konflik yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari mereka, tetapi juga karena mereka sering kali terpinggirkan dalam hal akses terhadap pekerjaan, pendidikan, dan pelayanan kesehatan. UNDP telah menyoroti pentingnya pemberdayaan perempuan untuk menciptakan perubahan sosial yang lebih besar di Gaza, dengan tujuan membuka lebih banyak kesempatan bagi mereka untuk berpartisipasi aktif dalam proses rekonstruksi.

UNDP: Solusi dan Rekomendasi untuk Gaza

UNDP berpendapat bahwa upaya rekonstruksi Gaza memerlukan pendekatan yang terintegrasi dan berbasis pada pemberdayaan masyarakat setempat. Program yang diluncurkan oleh UNDP di Gaza bertujuan untuk membangun kembali infrastruktur yang rusak, memperkenalkan teknologi yang ramah lingkungan, dan menciptakan lapangan pekerjaan melalui proyek pembangunan lokal. Salah satu prioritas utama adalah memulihkan sistem kesehatan yang hancur, memperbaiki fasilitas medis, serta menyediakan obat-obatan dan alat kesehatan yang sangat dibutuhkan.

Selain itu, pendidikan dan pelatihan keterampilan untuk generasi muda juga menjadi fokus utama dalam pemulihan Gaza. UNDP telah bekerja sama dengan lembaga-lembaga pendidikan setempat untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja dan tren global, serta memberikan keterampilan teknis yang dibutuhkan untuk menciptakan lapangan kerja yang lebih luas di sektor-sektor seperti teknologi, pertanian, dan energi terbarukan.

Di sektor ekonomi, UNDP mendorong peningkatan akses ke pasar internasional dan peningkatan kapasitas usaha kecil dan menengah di Gaza. Ini termasuk memperkenalkan teknologi baru dalam produksi dan distribusi barang, serta membantu menghubungkan para pelaku usaha dengan pasar global melalui program perdagangan yang lebih terbuka dan inklusif.

Kendala dan Tantangan: Politik dan Blokade

Namun, kendala terbesar yang dihadapi dalam proses rekonstruksi Gaza adalah ketidakstabilan politik yang terus berlangsung. Ketegangan antara Hamas dan Fatah, serta blokade yang diberlakukan oleh Israel, membuat koordinasi dan pelaksanaan proyek-proyek pembangunan menjadi sangat sulit. Tanpa adanya solusi politik yang lebih luas, upaya-upaya untuk membangun kembali Gaza hanya akan menghadapi hambatan yang tak terhindarkan.

Blokade yang diberlakukan oleh Israel, meskipun ada beberapa gencatan senjata, terus memperburuk keadaan. Akses yang terbatas ke bahan baku dan bantuan internasional menghambat upaya-upaya rekonstruksi yang dilakukan oleh organisasi internasional seperti UNDP. Oleh karena itu, penyelesaian konflik yang lebih komprehensif antara Israel dan Palestina adalah kunci untuk menciptakan stabilitas yang dibutuhkan untuk pembangunan jangka panjang Gaza.

Kesimpulan: Gaza Butuh Harapan Baru

Gaza membutuhkan upaya besar untuk membangun kembali dan pulih dari kehancuran yang telah berlangsung selama lebih dari enam dekade. UNDP memperkirakan bahwa diperlukan lebih dari 60 tahun pembangunan yang hilang untuk mengembalikan Gaza ke kondisi yang dapat menopang kehidupan masyarakatnya dengan lebih baik. Namun, proses ini tidak bisa dilakukan hanya dengan bantuan kemanusiaan atau proyek pembangunan semata. Gaza membutuhkan stabilitas politik, dukungan dari komunitas internasional, dan kerja keras dari masyarakat lokal untuk mencapai pemulihan yang nyata.

Meskipun tantangannya sangat besar, upaya rekonstruksi di Gaza memberikan secercah harapan. Jika dunia dapat bersatu untuk mendukung Gaza dalam rekonstruksi dan perdamaian, masa depan yang lebih cerah bisa tercipta bagi generasi muda Gaza, dan bagi semua orang yang mendiami wilayah yang telah lama terperangkap dalam kesulitan ini.