Jumat, 21 Mar 2025
Home
Search
Menu
Share
More
Juli kamalludin pada Berita
24 Feb 2025 11:46 - 5 menit reading

Hizbullah Ucapkan Selamat Tinggal kepada Hassan Nasrallah dan Safieddine, Para Pelayat Menangis

Pada 23 Februari 2025, Hizbullah, kelompok militan yang berpengaruh di Lebanon, menggelar upacara pemakaman untuk dua pemimpin terkemuka mereka, Hassan Nasrallah dan Hashem Safieddine. Kedua tokoh ini tewas dalam serangan udara yang dilancarkan oleh Israel pada akhir tahun 2024, yang menyebabkan kematian mereka pada bulan September dan Oktober. Pemakaman ini menjadi peristiwa yang sangat emosional dan penuh kesedihan, dengan ribuan pelayat yang datang untuk memberikan penghormatan terakhir kepada pemimpin mereka yang telah gugur dalam pertempuran politik dan militer yang panjang.

Hassan Nasrallah: Pemimpin yang Tak Tergantikan

Hassan Nasrallah, yang telah memimpin Hizbullah selama lebih dari tiga dekade, meninggal dunia pada 27 September 2024. Selama masa kepemimpinannya, Nasrallah berhasil mengukir namanya sebagai simbol perlawanan terhadap Israel dan Barat. Kepemimpinannya yang kuat dan kemampuan untuk memobilisasi massa membuatnya menjadi sosok yang sangat dihormati dan bahkan disegani di kalangan pendukung Hizbullah maupun musuh-musuhnya. Nasrallah juga dikenal dengan kemampuan retorikanya yang mengesankan dan keberaniannya dalam menghadapi berbagai tantangan.

Meskipun Nasrallah berulang kali menjadi target utama serangan Israel, dia tetap berhasil mempertahankan eksistensi dan kekuatan Hizbullah di Lebanon dan kawasan Timur Tengah. Dalam pertempuran-pertempuran yang terjadi, baik itu dalam konflik dengan Israel maupun dalam pengaruh politik di Lebanon, Nasrallah selalu memposisikan dirinya sebagai seorang pemimpin yang berani berdiri tegak untuk prinsip-prinsip yang diyakininya.

Pemakaman Nasrallah di Stadion Kota Olahraga Camille Chamoun di Beirut dihadiri oleh ratusan ribu pelayat dari seluruh penjuru Lebanon dan bahkan luar negeri. Mereka mengenakan pakaian hitam sebagai tanda berkabung, sambil mengibarkan bendera Hizbullah dan meneriakkan slogan-slogan perlawanan. Layanan pemakaman diwarnai dengan air mata, karena para pelayat merasa kehilangan besar akan sosok pemimpin yang telah membawa Hizbullah menjadi kekuatan besar dalam politik Lebanon dan geopolitik kawasan.

Hashem Safieddine: Penerus yang Ditunggu-Tunggu

Hashem Safieddine, sepupu sekaligus penerus yang dipilih oleh Nasrallah untuk menggantikannya, juga menjadi korban dalam serangan udara Israel pada 3 Oktober 2024. Safieddine dikenal sebagai sosok yang memiliki pengaruh besar dalam tubuh Hizbullah, dan banyak yang memprediksi bahwa ia akan menjadi pemimpin berikutnya setelah Nasrallah. Sebagai kepala Dewan Eksekutif Hizbullah dan figur penting dalam struktur organisasi, Safieddine dianggap sebagai orang yang akan melanjutkan perjuangan Nasrallah, menjaga kesinambungan perlawanan Hizbullah terhadap Israel, serta memperluas pengaruh Hizbullah di dunia Arab.

Pemakaman Safieddine juga berlangsung bersamaan dengan pemakaman Nasrallah, menambah kedalaman kesedihan yang melanda para pengikut Hizbullah. Pelayat yang hadir tidak hanya merasakan kehilangan dua pemimpin besar sekaligus, tetapi juga menghadapi ketidakpastian masa depan organisasi yang mereka ikuti. Para pelayat datang dengan rasa duka mendalam, mengenang perjuangan Safieddine dalam memperkuat posisi Hizbullah di tengah dunia yang penuh gejolak.

Teriakan dan Protes: Pesawat Tempur Israel Melintas di Langit Beirut

Selama prosesi pemakaman, suasana semakin intens ketika pesawat-pesawat tempur Israel melintas di atas stadion. Aksi ini, yang terlihat sebagai provokasi langsung terhadap pemakaman tersebut, memicu reaksi keras dari para pelayat. Mereka tak henti-hentinya berteriak “Matilah Israel” sebagai bentuk protes dan penolakan terhadap agresi yang terus-menerus dilancarkan oleh negara Yahudi tersebut terhadap Lebanon dan Palestina.

Teriakan tersebut bukan hanya menggambarkan perasaan kebencian terhadap Israel, tetapi juga menunjukkan semangat perlawanan yang tetap menyala di hati para pendukung Hizbullah, meskipun dua pemimpin utama mereka telah tiada. Bagi Hizbullah, serangan-serangan semacam itu menjadi simbol bahwa perjuangan mereka belum selesai, dan bahwa misi mereka untuk mengusir Israel dari wilayah-wilayah yang dianggap terjajah akan terus berlangsung, bahkan jika mereka kehilangan figur-figur penting dalam organisasi.

Pemakaman yang Menjadi Simbol Keteguhan

Pemakaman Nasrallah dan Safieddine ini bukan hanya momen berduka, tetapi juga sebuah simbol keteguhan hati dari para pendukung Hizbullah yang setia. Meskipun kehilangan dua pemimpin besar, semangat perjuangan mereka tetap hidup. Hizbullah sebagai organisasi telah menghadapi berbagai cobaan, mulai dari perang dengan Israel hingga tekanan dari negara-negara besar. Namun, dengan kekuatan militernya yang tangguh dan dukungan yang kuat dari populasi tertentu di Lebanon, Hizbullah berkomitmen untuk tetap bertahan.

Hizbullah juga menegaskan bahwa mereka akan terus melanjutkan perjuangan untuk menjaga posisi mereka di Lebanon dan kawasan, serta melawan siapa pun yang mereka anggap sebagai musuh, terutama Israel. Hal ini tercermin dari berbagai upaya yang dilakukan oleh kelompok ini untuk mengisi kekosongan kepemimpinan yang ditinggalkan oleh Nasrallah dan Safieddine. Para pengikut Hizbullah menunjukkan bahwa meskipun kehilangan besar telah terjadi, tekad mereka untuk memperjuangkan cita-cita yang telah digariskan oleh kedua pemimpin tersebut tidak akan pudar.

Masa Depan Hizbullah dan Keterlibatan Internasional

Pemakaman besar-besaran ini juga memunculkan pertanyaan mengenai masa depan Hizbullah setelah kehilangan dua sosok utama. Nasrallah dan Safieddine merupakan penggerak utama dalam menentukan arah politik dan militer Hizbullah, yang telah menjadi kekuatan dominan di Lebanon. Oleh karena itu, para pengikut Hizbullah berharap pemimpin yang akan menggantikan mereka bisa membawa perubahan yang sesuai dengan visi mereka dan melanjutkan perjuangan untuk mempertahankan kekuatan Hizbullah di tengah ketegangan yang semakin meningkat di Timur Tengah.

Selain itu, tantangan internasional terhadap Hizbullah, yang termasuk dalam daftar kelompok teroris oleh beberapa negara, akan terus menjadi halangan besar bagi organisasi ini. Meskipun demikian, Hizbullah memiliki akar yang kuat di Lebanon, dengan basis dukungan yang sangat solid dari berbagai lapisan masyarakat yang merasa terwakili oleh perjuangan mereka.

Pemakaman ini menjadi bukti bahwa bagi Hizbullah, kehilangan pemimpin bukanlah akhir dari perjuangan, melainkan awal dari babak baru yang penuh tantangan. Meski harus berpisah dengan sosok-sosok besar seperti Nasrallah dan Safieddine, Hizbullah menunjukkan bahwa mereka tetap teguh dan bertekad untuk melanjutkan perjuangan mereka.

Di tengah tangisan dan perasaan duka yang mendalam, pelayat-pelayat yang datang ke pemakaman ini berjanji untuk menjaga semangat perlawanan yang telah diwariskan oleh Nasrallah dan Safieddine. Pemakaman ini menjadi salah satu momen paling emosional dalam sejarah Hizbullah, sekaligus menjadi simbol dari keteguhan hati kelompok ini dalam menghadapi segala cobaan dan tantangan yang ada.