Jumat, 21 Mar 2025
Home
Search
Menu
Share
More
Juli kamalludin pada Berita
1 Mar 2025 11:21 - 6 menit reading

Sekjen PBB Sambut Bulan Ramadan: Saya Berdiri Bersama Mereka yang Berpuasa di Gaza, Sudan dan Sahel

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), António Guterres, menyampaikan sambutannya yang penuh empati dalam menyambut kedatangan Bulan Ramadan. Dalam pesan yang diluncurkan pada awal bulan suci ini, Guterres tidak hanya mengucapkan selamat kepada umat Muslim di seluruh dunia, tetapi juga menegaskan komitmennya untuk berdiri bersama mereka yang menjalankan ibadah puasa di kawasan-kawasan yang tengah dilanda konflik dan penderitaan, seperti Gaza, Sudan, dan Sahel. Dalam ucapan yang mendalam dan penuh harapan ini, ia menekankan pentingnya semangat berbagi dan berempati, yang sangat relevan di tengah krisis kemanusiaan yang tengah berlangsung.

Bulan Ramadan Sebagai Waktu Refleksi dan Solidaritas Global

Ramadan, bagi umat Muslim di seluruh dunia, adalah bulan yang penuh makna, yang lebih dari sekadar waktu untuk berpuasa. Bulan ini adalah momen untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, melakukan refleksi spiritual, dan memperkuat ikatan sosial. Bagi mereka yang tinggal di negara-negara yang sedang dilanda ketidakpastian, konflik, dan krisis kemanusiaan, Ramadan menjadi pengingat bahwa harapan, keteguhan hati, dan solidaritas antar sesama adalah aspek-aspek yang harus diperjuangkan, terutama di saat-saat penuh tantangan.

Sekjen PBB, dalam pernyataannya, mengingatkan bahwa bulan suci ini juga harus menjadi waktu bagi umat manusia untuk merenungkan keadaan umat Muslim di kawasan yang tengah berjuang melawan kesulitan yang luar biasa, seperti di Gaza, Sudan, dan Sahel. Beliau mengatakan, “Ramadan adalah momen yang sangat spesial untuk merefleksikan nilai-nilai kemanusiaan, semangat berbagi, serta solidaritas yang harus kita tunjukkan, terutama terhadap mereka yang berada dalam kesulitan ekstrem. Saya berdiri bersama mereka yang berpuasa di Gaza, Sudan, dan Sahel, yang terpaksa menjalani ibadah ini di tengah kondisi yang sangat sulit dan penuh tantangan.”

Gaza: Konflik yang Tak Kunjung Usai

Gaza, yang merupakan bagian dari wilayah Palestina, telah lama menjadi simbol dari ketegangan dan ketidakstabilan politik yang tidak kunjung selesai. Terblokirnya wilayah ini oleh Israel dan pembatasan yang ketat terhadap barang-barang kebutuhan dasar, termasuk makanan, obat-obatan, dan bahan bakar, semakin memperburuk kondisi kemanusiaan di wilayah tersebut. Selain itu, konflik yang terus berlanjut telah menyebabkan korban jiwa dan luka-luka yang tak terhitung jumlahnya, serta jutaan warga yang hidup dalam ketidakpastian.

Namun, meskipun berada di tengah-tengah kekerasan dan kesulitan, warga Gaza tetap menjalani ibadah Ramadan dengan penuh kesabaran. Mereka memanfaatkan bulan suci ini untuk mempererat hubungan antarsesama, berbagi dengan yang membutuhkan, serta menguatkan iman mereka dalam menghadapi ujian hidup. Sekretaris Jenderal PBB, Guterres, menyatakan, “Di Gaza, meskipun tantangan besar terus menghimpit, umat Muslim tetap memelihara nilai-nilai Ramadan. Mereka menunjukkan ketahanan luar biasa dalam menjalankan puasa dan tetap menjaga semangat komunitas, yang merupakan contoh nyata dari kekuatan iman di tengah penderitaan.”

Guterres juga mengajak masyarakat internasional untuk lebih peduli terhadap Gaza dan memastikan bantuan kemanusiaan dapat sampai kepada mereka yang membutuhkan. “Bantuan internasional yang cepat dan efektif sangat dibutuhkan untuk meringankan penderitaan warga Gaza. Kami harus memastikan bahwa mereka yang terjebak dalam konflik ini tidak dilupakan, dan upaya-upaya untuk menciptakan perdamaian harus tetap menjadi prioritas,” tegasnya.

Sudan: Krisis yang Terus Memburuk

Selanjutnya, Guterres juga menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap kondisi di Sudan, negara yang sejak beberapa tahun terakhir dilanda krisis politik dan sosial yang mendalam. Konflik yang terjadi di Sudan telah menyebabkan ribuan orang kehilangan nyawa dan jutaan orang mengungsi, baik di dalam negeri maupun ke negara-negara tetangga. Akses terhadap kebutuhan dasar seperti pangan, air bersih, dan pelayanan kesehatan sangat terbatas, sementara ketidakstabilan politik memperburuk situasi kemanusiaan.

Bagi rakyat Sudan, Ramadan menjadi waktu untuk bertahan hidup dalam kesulitan yang luar biasa. “Sudan berada dalam krisis yang mempengaruhi kehidupan jutaan orang. Namun, meskipun dalam keadaan yang begitu penuh tantangan, rakyat Sudan tetap melanjutkan ibadah puasa mereka dengan penuh pengabdian. Ini adalah simbol dari semangat keteguhan hati dan ketahanan spiritual yang luar biasa,” ungkap Guterres.

Sekjen PBB menekankan bahwa masyarakat internasional perlu mengesampingkan perbedaan dan bekerja sama untuk memberikan bantuan kemanusiaan yang lebih efektif kepada rakyat Sudan. “Kami harus lebih banyak berbicara tentang bagaimana membantu negara-negara yang tengah dilanda krisis, memberikan dukungan yang diperlukan untuk pemulihan, dan membantu membangun masa depan yang lebih baik bagi rakyat Sudan,” ujarnya.

Sahel: Tantangan yang Tersembunyi di Hati Afrika

Kawasan Sahel, yang membentang dari Mauritania hingga Sudan, juga merupakan wilayah yang menghadapi tantangan besar. Negara-negara seperti Mali, Niger, Burkina Faso, dan Chad tengah dilanda krisis terorisme, ketidakstabilan politik, serta kelaparan yang semakin meluas. Wilayah ini telah menjadi tempat bagi jutaan orang yang terpaksa hidup dalam keadaan darurat, terpaksa berhadapan dengan ancaman kekerasan setiap hari.

Guterres menggambarkan krisis di Sahel sebagai salah satu yang paling tersembunyi dan sering kali terlupakan oleh dunia internasional. “Di Sahel, banyak orang yang hidup dalam bayang-bayang ketidakpastian, dan meskipun berada dalam kondisi yang sulit, mereka tetap menjaga semangat Ramadan dan berbagi dengan sesama. Keberanian dan ketahanan mereka adalah contoh nyata dari nilai-nilai kemanusiaan yang harus kita dukung dan perjuangkan,” ujar Guterres.

Krisis di Sahel juga semakin diperburuk oleh perubahan iklim, yang menyebabkan kekeringan parah dan memperburuk masalah kelaparan. Oleh karena itu, Guterres menyerukan kepada negara-negara yang lebih makmur untuk memberikan bantuan lebih banyak dalam bentuk bantuan kemanusiaan, pengentasan kelaparan, dan penyelesaian konflik yang ada. “Masyarakat internasional harus memperkuat komitmennya untuk membantu kawasan Sahel, memastikan bahwa mereka yang hidup dalam ketakutan dan kekurangan tidak dibiarkan begitu saja,” tegasnya.

Menghargai Semangat Ramadan untuk Perdamaian dan Kemanusiaan

Melalui pernyataan ini, Guterres mengajak umat manusia untuk menghargai dan menghidupkan semangat Ramadan sebagai waktu untuk mempererat tali persaudaraan, memperbaiki dunia, dan mengurangi penderitaan mereka yang kurang beruntung. Menurutnya, Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga tentang memperkuat empati, berbagi dengan mereka yang membutuhkan, dan mempromosikan nilai-nilai perdamaian dan keadilan.

“Ramadan adalah kesempatan untuk berbagi dengan mereka yang membutuhkan, baik dalam bentuk materi, waktu, ataupun perhatian. Ini adalah waktu yang sangat penting untuk mempererat ikatan sosial di antara kita semua, terutama bagi mereka yang berada dalam kesulitan. Di dunia yang semakin terpecah, kita harus berusaha untuk membangun kembali rasa saling pengertian dan kepedulian,” ujar Guterres.

Panggilan untuk Tindakan Internasional yang Lebih Kuat

Di akhir pernyataannya, Guterres kembali menekankan pentingnya tindakan nyata dari komunitas internasional untuk mengatasi berbagai krisis yang melanda Gaza, Sudan, dan Sahel. “Kami harus lebih banyak berbicara tentang bagaimana dunia dapat lebih baik mendukung daerah-daerah yang dilanda krisis. Kami juga harus lebih bersatu untuk menciptakan perdamaian dan keadilan sosial di seluruh dunia. Tindakan internasional yang cepat dan efektif sangat diperlukan untuk memastikan bahwa penderitaan yang terjadi tidak terus berlangsung tanpa perhatian,” katanya.

Dengan semangat Ramadan yang penuh kedamaian dan pengharapan, Guterres mengajak umat manusia untuk berkomitmen pada perubahan positif. “Ramadan adalah pengingat bagi kita semua untuk lebih peduli kepada sesama dan berusaha membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih baik. Melalui solidaritas global, kita dapat membawa harapan baru bagi mereka yang membutuhkan dan menciptakan masa depan yang lebih baik untuk generasi mendatang,” tutupnya.