Merokok tetap menjadi salah satu masalah kesehatan global utama, meskipun berbagai upaya pencegahan telah dilakukan. Menurut data terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan World Population Review, beberapa negara masih menunjukkan prevalensi perokok yang sangat tinggi. Lantas, di manakah posisi Indonesia dalam daftar negara dengan tingkat perokok tertinggi?
Berdasarkan data WHO dan World Population Review, berikut adalah 10 negara dengan persentase perokok tertinggi di dunia pada tahun 2023:
Nauru – 52,1%
Kiribati – 52,0%
Tuvalu – 48,7%
Myanmar – 45,5%
Serbia – 39,8%
Bulgaria – 39,5%
Timor Leste – 38,7%
Indonesia – 38,2%
Kroasia – 37,0%
Kepulauan Solomon – 36,9%GoodStats DataElHuffPostdetikcom+2GoodStats Data+2cnbcindonesia.net+2GoodStats Data+2cnbcindonesia.net+2detikcom+2
Sumber: WHO dan World Population ReviewRRI+5detikcom+5cnbcindonesia.net+5
Indonesia menempati urutan kedelapan dalam daftar negara dengan persentase perokok tertinggi di dunia, dengan 38,2% dari total populasi berusia 15 tahun ke atas yang merokok. Angka ini menunjukkan bahwa hampir 4 dari 10 orang dewasa di Indonesia adalah perokok aktif. Selain itu, jumlah perokok pria di Indonesia mencapai 73,6%, dengan usia perokok mulai dari 15 tahun. Hal ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah perokok terbanyak di dunia .GoodStats Data+1Harian Massa – Penting dan Terpercaya+1cnbcindonesia.netHarian Massa – Penting dan Terpercayadetikcom+1Harian Massa – Penting dan Terpercaya+1
Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap tingginya angka merokok di Indonesia antara lain:
Budaya dan Sosial: Merokok sering dianggap sebagai bagian dari budaya dan sosial masyarakat, bahkan dalam beberapa kalangan, merokok bisa menjadi simbol pergaulan atau bagian dari upacara adat tertentu.detikcom
Akses dan Harga: Rokok mudah diakses dan harganya relatif terjangkau, menjadikannya pilihan konsumsi yang populer di kalangan masyarakat.
Iklan dan Promosi: Meskipun ada regulasi, iklan dan promosi rokok masih dapat ditemukan di berbagai media, mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap merokok.GoodStats Data
Kurangnya Edukasi: Kurangnya kampanye edukasi yang efektif mengenai bahaya merokok menyebabkan rendahnya kesadaran masyarakat akan risiko kesehatan yang ditimbulkan.
Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi prevalensi merokok, antara lain:
Peningkatan Usia Pembelian Rokok: Pada Juli 2024, pemerintah menaikkan batas usia minimum untuk membeli rokok dari 18 menjadi 21 tahun .Reuters
Pembatasan Iklan dan Penjualan: Melarang penjualan rokok dalam bentuk batang tunggal, melarang penjualan di dalam radius 200 meter dari sekolah dan taman bermain, serta membatasi penjualan rokok konvensional dan elektronik melalui platform daring.Reuters
Kampanye Kesehatan: Melaksanakan kampanye kesehatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya merokok dan pentingnya berhenti merokok.GoodStats Data+1iNews.ID+1
Indonesia memiliki tantangan besar dalam menurunkan angka perokok di kalangan penduduknya. Meskipun telah ada berbagai upaya dari pemerintah, perubahan perilaku masyarakat memerlukan pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan. Penting bagi semua pihak untuk bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang mendukung gaya hidup sehat dan bebas rokok.